Ketika Isu Darah Babi di Filter Rokok Mencuat Lagi
“Halo-halo, Anda tahu darah saya ada di filter rokok Anda?” Itulah kalimat yang tercantum di bawah gambar seekor babi yang sedang mengisap rokok. Ilustrasi tersebut merupakan bagian dari presentasi dr Hakim Sorimuda Pohan, SpOG saat kampanye antirokok.Kampanye dilakukan di depan ratusan pegawai negeri sipil, serta pengelola hotel dan restoran di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada Rabu (26/6) lalu. Acara sosialisasi peraturan daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) itu juga dihadiri Wali Kota Banjarmasin, Muhidin.Hakim yang merupakan pengurus Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT) dalam kesempatan itu mengungkap adanya kandungan hemoglobin babi pada filter rokok. Protein yang terkandung dalam sel darah merah babi itu berfungsi untuk menangkap racun-racun rokok sebelum masuk ke tubuh si perokok.
Seorang peniliti Belanda, Christien Meindertsma-lah yang mulanya menemukan kandungan tersebut dalam rokok. Dalam observasinya, Meindertsma menemukan setidaknya ada 185 produk yang mengandung elemen tubuh babi.Mendertsma menemukan kandungan babi dalam salah satu merek rokok Yunani. Berdasar temuan itu, Hakim menduga kuat bahwa rokok-rokok filter yang beredar di Indonesia juga mengandung hemoglobin dari babi.Dugaan itu muncul lantaran pabrik rokok di Indonesia belum mampu memproduksi filter. Produsen rokok sampai saat ini masih mengimpor komponen rokok itu dari berbagai negara di Eropa.
Sebenarnya kabar darah babi dalam filter rokok pernah terdengar juga dan menghebohkan publik, dua tahun setelah buku Meindertsma, ‘PIG 05049’ diluncurkan pada 2007. Profesor kesehatan masyarakat Universitas Sydney, Australia, Simon Chapman, pun pernah mengulas buku tersebut pada Maret 2010.
Dimuat di majalah Detik, 8 Juli 2013