Harga Tembakau Terus Menurun

Harga Tembakau Terus Menurun

By. C-28

Petani tembakau di Majalengka mengeluh menyusul melorotnya harga tembakau sejak Agustus lalu hingga mencapai Rp 20.000/kg kualitas super. Padahal, sebelumnya harga tembakau kualitas super mencapai angka Rp 60.000/kg.Petani juga tak bisa menjual tembakau karena pihak pabrik menolak membeli dalam jumlah banyak, diduga akibat kekhawatiran UD Antirokok segera diberlakukan. Akibat hal tersebut, kini tembakau menumpuk di tingkat petani.Menurut beberapa petani tembakau di Majalengka, sulitnya pasar tembakau tidak hanya untuk pasokan ke pabrik, juga di pasar tradisional. Untuk pasar-pasar tradisional, penjualan sangat seret. Bahkan, kalaupun laku di Cianjur, Garut, Kuningan ataupun Gamis, hanya sekitar 25 persen dari biasanya. Itu pun pembayarannya dengan cara diutang.

“Petani bako mah sekarang lagi menjerit, pasar kurang, diperparah dengan pembayaran yang diutang. Kalau pembayaran harusnya Rp 20 juta, paling dibayar hanya Rp 5 juta. Kami tidak bisaberbuat banyak karena memang pasar tembakau lagi seret. Terlebih ke pabrik kini banyak ditolak karena mereka enggan menyimpan stok terialu banyak.” kata Suarya, petani tembakau di Pancuren-dang Tonggoh yang juga Ketua Asosiasi Tembakau.Pada Agustus 2011 hingga Agustus 2012 harga tembakau relatif bagus, di atas Rp 30.000/kg. Bahkan, hingga pertengahan tahun ini sempat mencapai angka Rp 60.000/kg untuk kualitas super. Namun, harga tiba-tiba anjlok ketika UU Antirokok kembali diperbincangkan di tingkat pusat.

Dampaknya sangat berpengaruh ke tingkat petani. Malah, untuk harga daun kering tanpa dirajang yang sebelumnya mencapai Rp 10.000/kg, sekarang hanya Rp 2.000/kg. Pasar daun kering tanpa dirajang hanya laku di pabrik. “Saya khawatir harga semakin melorot hingga petani mengalami kerugian seperti yang pernah terjadi beberapa tahun lalu,” kata Suarya yang kini berhenti menanam seiring musim hujan.Hal yang sama diungkapkan petani lainnya, Maman, yang kmi beralih profe-si menjadi peternak sapi, setelah tembakau miliknya terus-menerus dibeli bandar dengan cek mundur hingga beberapa bulan.”Sekarang menanam tembakau tidak begitu prospektif karena pembelinya tidak membayar kontan. Kalaupun dibayar, pembayarannya berbulan-bulan bahkan ada yang tidak membayar sama sekali. Makanya, kini memilih menggemukkan sapi karena uangnya jelas,” kata Maman.

9 Uiinta 1/hekLirr ,

Produksi tembakau di Majalengka tahun ini, menurut Suana dan Maman, cukup bagus mencapai 9 kuintal/hek-tare. Malah kini untuk beberapa daerah sudah mulai melakukan pembibitan seperti halnya petani di Kecamatan Ban-tanijeg dan Kecamatan Lemahsugih. Bibit tembakau kini mulai dipasok ko wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.Sementara itu, areal tembakau di Kabupaten Majalengka tahun ini mencapai luas 11.500 hektare. Wilayah terluas di Kecamatan Bantarujeg dan Lemahsugih. Untuk Kecamatan Majalengka, luasnya mencapai 25 hektare. (C-28)***

Print Friendly, PDF & Email
line