Gubernur DKI, Tindak Tegas Perokok di Tempat Umum!

Gubernur DKI, Tindak Tegas Perokok di Tempat Umum!

By. Novi Geovani

SAYA bangga melihat Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode sekarang dengan segala program yang telah diaplikasikan untuk membuat Jakarta Baru. Ada satu hal yang ingin saya sampaikan dan menurut saya, hal tersebut juga merupakan salah satu masalah penting yang ada di ibu kota negara kita tercinta ini. Yakni, masalah rokok.Sebetulnya tidak ada masalah dengan adanya rokok dan seberapa banyak para perokok tersebut. Yang men-jadi masalah ialah ketika si perokok melakukannya di tempat umum dan tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya.Bukankah kita sama-sama tahu bahaya merokok itu seperti apa? Begitu juga bahaya untuk si perokok pasif seperti saya. Saya termasuk salah seorang yang sering kali menjadi perokok pasif. Di tempat-tempat umum, saya sering menghirup asap rokok yang bercampur dengan karbon dioksida yang justru lebih membahayakan daripada yang diterima si perokok aktif.

Rugi sekali rasanya karena saya bukan perokok, tapi saya mendapatkan bahaya yang justru lebih banyak. Di sisi lain, dengan menghirup asap rokok saja, saya sebagai perokok pasif sangat risih dan sangat terganggu. Apalagijika sedang berada di tempat makan. Saya sangat terganggu karena merasakan sesak akibat asap rokok tersebut.Karena itulah, tolong Bapak Gubernur DKI dan wakilnya, buatlah peraturan yang lebih tegas lagi untuk membereskan masalah asap rokok tersebut, sebab peraturan yang ada belum juga kelihatan hasilnya. Tindak tegas perokok yang menyebarkan racun asap rokoknya di tempat umum. Perokok harus menghargai dan menghormati orang di sekitarnya yang tidak merokok. Kita harus menjagakesehatan bersama.Boleh saja dan silakan saja merokok sebanyak apa pun, tetapi jangan di tempat umum yang dapat merugikan orang lain. Negara tetangga saja bisa berhasil menertibkan permasalahan seperti ini. Saya berharap ke depannya kondisi udara di sekitar kita akan lebih baik lagi terutama di lingkungan di tempat tinggal saya, yaitu di DKI Jakarta.

Novi Geovani

Universitas Bina Nusantara Jakarta Barat

Print Friendly, PDF & Email
line