Disayangkan, Promosi Rokok di Televisi Saat Sahur

Poskota, 19 Juli 2013

Bulan puasa tak membuat industri rokok kehilangan cara untuk terus mempromosikan produknya. Mereka justru memanfaatkan momen-momen berharga untuk mempromosikan rokok melalui media televisi di antaranya pada saat sahur. Meski tidak menampilkan gambar rokok, program kuis berhadiah yang disponsori oleh industri rokok yang ditayangkan televisi pada saat jam sahur, efeknya tidak akan jauh berbeda dengan tayangan iklan rokok yang disajikan secara vulgar.“Siapa yang tidak tergiur dengan hadiah dua juta hanya untuk menjawab pertanyaan ecek-ecek yang nggak jelas,” papar Pinky Saptan dari, staf ahli Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP dan PA) di sela bincang gizi nutritalk Sarihusada dalam rangkaian Hari Anak Nasional, kemarin.Pinky menyayangkan kegiatan sponshorship industri rokok pada tayangan sahur. Sebab pada jam sahur, banyak anak-anak dan remaja menonton acara sahur di televisi untuk sekedar hiburan atau melawan kantuk.

 TANGGUNGJAWAB

 “Saya berharap pengelola televisi memiliki tanggungjawab yang besar untuk tidak menjerumuskan anak-anak pada rokok,” tambahnya.Menurut Pinky, rokok me-mang menjadi persoalan penting yang harus segera di-atasi bangsa Indonesia. Sebab rokok telah menjadi salah satu penyebab munculnya kasus gizi buruk pada anak.“Keluarga miskin banyak yang lebih mengutamakan membeli rokok dibanding membeli makanan bergizi. Itulah mengapa anak-anak dari keluarga perokok, terutama keluarga miskin banyak yang menderita gizi buruk. Ini sungguh fakta yang sangat menyedihkan,” papar Pinky.Padahal anak yang kekurangan gizi akan mengalami penurunan kecerdasan (IQ) antara 5-10 poin dan mengalami keterlambatan pertumbuhan fisik. Karena itu menurut Pinky, sosialisasi pentingnya gizi bagi anak harus terus dilakukan terutama kepada masyarakat miskin. Setidaknya mereka akan lebih fokus memanfaatkan anggaran keluarga yang terbatas untuk pemenuhan gizi keluarga.

Print Friendly, PDF & Email
line