Ramadan: Selamat Tinggal Rokok

http://www.tempo.co/read/news/2013/07/18/060497477/Ramadan-Selamat-Tinggal-Rokok

Selama Ramadan, umat muslim dilarang menyantap makanan dan minuman sejak fajar hingga senja. Mereka juga tak diperbolehkan melakukan kegiatan seksual serta merokok sampai waktu berbuka puasa datang.Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Khaled Al-Mirghalani, Ramadan menjadi waktu yang ideal untuk menghentikan kebiasaan mengisap tembakau bagi para perokok.”Agama melarang mereka merokok sejak fajar hingga senja,” kata Al-Mirghalani di Arab News, Rabu, 17 Juli 2013. “Seharusnya tidak akan sulit bagi perokok untuk melanjutkan absen dari tembakaunya, hingga sahur menjelang.”Menurut Al-Mirghalani, selama Ramadan, umat muslim disarankan lebih dekat kepada Tuhan. Menjalankan salat tarawih dan membaca Al-Quran pada malam harinya. “Seyogyanya, mereka lebih memilih memegang Al-Quran ketimbang menyentuh rokok,” ujarnya.

 Pendapat Al-Mirghalani ini berhubungan dengan penelitian Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini. Dalam laporannya, WHO mengingatkan konsumsi tembakau harus segera ditekan. Jika tidak, zat adiktif itu dapat membunuh 1 miliar orang atau lebih selama abad ke-21 ini.”Saat ini, kanker paru-paru telah membunuh satu orang setiap seperempat jam di dunia,” demikian laporan WHO. Bila terus berlanjut, kondisinya semakin parah pada 2030. Diperkirakan, tembakau membunuh lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia saban tahunnya. “Dan 80 persen kemarin berasal dari masyarakat di negara berpenghasilan rendah atau menengah.”Direktur Departemen Pencegahan Penyakit Tidak Menular WHO, Douglas Bettcher, mengatakan, tembakau menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Diperkirakan 6 juta orang meninggal gara-gara tembakau. Rokok juga dituding merusak ekonomi sehingga menimbulkan kerugian ratusan miliar dolar Amerika Serikat tiap tahun. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah negara sudah mengeluarkan larangan tegas soal tembakau. Hasilnya, peredaran rokok di masyarakat berkurang signifikan. “Agar dunia bisa mencapai target pengurangan tembakau hingga 30 persen pada 2025, diperlukan kerja sama banyak negara untuk mengimplementasikan pengendalian tembakau,” ujar Bettcher.

Print Friendly, PDF & Email
line