Merokok pada Usia Remaja Sebabkan Osteoporosis?

Merokok pada Usia Remaja Sebabkan Osteoporosis?

By. SISUOHD

Anggapan umum selama (ni menyebutkan bahwa fenomena kerapuhan tulang atau osteoporosis biasanya menghinggapi orang lanjut usia. Namun studi yang dimuat Joumal of Adolescent Health pada pekan lalu mematahkan anggapan itu.Terrryata, gadis remaja yang terbiasa merokok akan mengalami pertambahan mineral tulang di dalam tubuhnya. Usia remaja adalah waktu yang potensial untuk membentuk tulang aktual Anda, kata Lorah Dom, peneliti sekaligus psikolog perkembangan dan praktisi perawat anak di Cincinnati Children Hospital Medical Center.Regenerasi dan proses perombakan tulang berlangsung seumur hidup. Masa remaja berperan penting untuk menyusun kerangka agar kuat dan padat. Menurut Dom, kegagalan membangun kekuatan tulang yang memadai pada masa remaja dapat membahayakan kemampuan wanita muda untuk mengumpulkan “bank tulang”.

Padahal cadangan tulang ini akan dibutuhkan jika suatu hari nanti si wanita mengalami menopause dan mulai kehilangan massa tulangnya. Masa ini biasanya dialami setelah mereka berusia di atas 45-50 tahun.Dalam melakukan riset. Dom dan rekan-rekannya merekrut 262 perempuan sehat berusia 11 17 tahun. Gadis-gadis tersebut menjawab sejumlah pertanyaan mengenai asupan gizi dan gaya hidup mereka. Mereka kemudian kembali lagi 3 tahun kemudian untuk menjalani tes kepadatan tulang.Gadis perokok menunjukkan hasil pertumbuhan kepadatan tulang yang lebih rendah dibanding gadis non-perokok. Selain itu, mereka mengalami penurunan kepadatan tulang pinggul.Kenneth Ward, seorang psikolog klinis kesehatan di Universitas Memphis School of Public Health di Tennessee, terkesan oleh peneliti yang bisa mengidentifikasi rokok sebagai faktor risiko bagi kelompok muda. Efek merokok cenderung kumulatrf dan remaja tidak memiliki cukup waktu untuk banyak merokok. Studi ini menunjukkan tren yang jelas. Penelitian sebelumnya-dengan responden orang dewasa- yang. dilakukan Ward dan Robert Kles-ges, menemukan bahwa merokok meningkatkan risiko patah tulang belakang sebesar 13 persen dan patah tulang pinggul sebesar 31 persen pada wanita. Studi ini, ujar Ward, dapat membantu dokter anak agar lebih proaktif dalam melakukan intervensi agar anak-anak tidak merokokSISUOHD

Print Friendly, PDF & Email
line