Harga Cengkeh Tekan Pabrik Rokok

Harga Cengkeh Tekan Pabrik Rokok

By. Handoyo

Harga cengkeh melesat ke Rp 110.000 per kilogram, produsen rokok kretek berskala UKM terancam gulung tikar

JAKARTA. Di pengujung tahun 2012 lalu, harga cengkeh merangsek naik hingga Rp 110.000 per kilogram (kg). Kondisi tni turut menekan produsen rokok, terutama perusahaan berskala kecil dan menengah, yang kini berjumlah 1.500 perusahaan. Alhasil, tak sedikit perusahaan yang terancam gulung tikar lantar-;ui tidak bisa secara tiba-tiba menaikkan hargajual rokok.Heri Susianto, Ketua Harian Forum Masyarakat Industri Rokok Seluruh Indonesia (Formasi) mengatakan, rata-rata produsen rokok kretek anggotanya adalah kelas usaha kecil menengah (UKM).Mereka sulit mengerek harga jual rokok karena harus bersaing dengan perusahaan besar yang bermodal kuat dan mampu mengatur harga jual produk menjadi lebih murah.Ofeh karena itu, Heri men desak pemerintah segera tu run tangan menyelesaikan persoalan ini. “Seharusnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang harga rokok untuk setiap golongan produsen,” ungkap Heri kepada KONTAN, Rabu (2/1).

Melihat kondisi ini, Formasi khawatir para anggotanya akan semakin banyak yang gulung tikar. Sebagai catatan, jumlah produsen rokok kretek di Indonesia selama 2009 mencapai 2.500 perusahaan. Kini sudah menyusut menjadi hanya 1.500 perusahaan.Dari tiga jenis rokok yang beredar di pasaran yakni kretek filter, kretek non filter dan putih filter, kebutuhan cengkeh masing-masing produk berbeda Kebutuhan atau kandungan cengkeh untuk rokok kretek filter 18%-20%, sementara kretek non filter membutuhkan cengkeh lebih banyak, ;niii sekitar 30%40%.Saat ini, harga jual rokok kretek berkisar Rp 3.000 hingga Rp 4.000 per bungkus. Dengan harga tersebut, perusahaan rokok UKM sejatinya masil) dapat bertalian karena tidak tersaingi dengan produsen rokok skala besar.Bila produsen rokok ketar-ketir atas kenaikan harga cengkeh, para petani cengkeh justru menikmati berkahnya. Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) menyebutkan, harga rata-rata cengkeh secara nasional di akhir 2012 hingga saat ini senilai Rp 110.000 per kg. Bahkan sebelum me-masuki musim panen yangja-tuh pada Maret 2012, harga cengkeh sempat melejit hingga Rp 150.000 per kg. Bagi kalangan industri, harga cengkeh ideal senilai Rp 60.000 hingga Rp 70.000 per kg.

Sutarjo, Ketua APCI mengakui, petani senang dengan harga jual cengkeh saat ini. Sebab, harga pokok produksi (HPP) untuk cengkeh selama 2(112 adalah Rp 75.000 per kg, naik dibandingkan 2006 yang hanya Rp 30.000 per kg. Harga cengkeh sempat mencapai rekor di Rp 300.000 per kg pada 2011. Harga melonjak karena curah hujan tinggi sehingga produksi cengkeh anjlok. Otomatis, “Harga melambung tinggi,” ujar Sutarjo.Menurut dala APCI, pada 2012, produksi cengkeh mencapai 100.000 ton, meningkat 614,29% dibandingkan dengan realisasi tahun 2011 yang hanya 14.000 ton. Sedang tahun 2010, produksi cengkeh sebe-rat 60.000 ton. Kebutuhan cengkeh nasional rata rata 100.000 ton per tahun.Anehnya, data APCI berbeda jauh dengan data resmi Kementerian Pertanian. Di 2011, misalnya, pemerintah mengklaim produksi cengkeh 110.316 ton, turun tipis dari tahun 2010 (lihat ntfogntftk).Hasan Aony Aziz, Kepala Hubungan Masyarakat Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) menilai, kenaikan harga cengkeh tentu mempengaruhi kinerja produksi industri rokok kretek Tanah Air. Sebab, selain tembakau, cengkeh adalah bahan baku rokok yang tidak bisa ditinggalkan. Sebagai catatan, para produsen rokok berskala besar bernaung dalam Gappri. “Ciri rokok kretek ya pada cengkeh itu,” tutur Hasan, tanpa bersedia menyebutkan kemungkinan menaikkan harga rokok di tahun ini.

Print Friendly, PDF & Email
line