Para Perokok Itu Buta

Buta” di sini juga bisa diartikan sebagai buta pikiran. Maksudnya, seorang perokok tidak mungkin tidak tahu dengan bahaya yang ada pada rokok. Namun, perokok menutup pikiran mereka hanya demi kesenangan sesaat.Peringatan akan bahaya dari benda mematikan itu sudah sangat jelas disampaikan produsen. Selain di kemasan pembungkus rokok, peringatan akan bahaya rokok juga dipampang di iklan-iklan di media massa hingga papan-papan reklame besar yang ada di jalan raya. “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi. dan gangguan kehamilan dan janin”.Kalimat itu tentu sudah tidak asing lagi bagi kita Kalimat itu secara gamblang menunjukkan bahwa benda kecil yang memiliki panjang kurang lebih 7 cm dan berdiameter kira-kira 0,5 cm itu jelas-jelas sangat mematikan bagi perokok aktif ataupun perokok pasif
Namun, apa ya yang menyebabkan para perokok abai atau tidak bisa “melihat” peringatan itu? Apakah kalimat itu kurang besar sehingga tidak terbaca? Atau, karena kurangnya pengetahuan konsumen dengan peringatan tersebut? Atau, memang mereka pura-pura tidak tahu, padahal mereka tahu apa dampak negatif rokok?Hmm… kenyataannya, banyak orang yang tahu dampak buruk rokok, tetapi ada saja alasan yang mereka kemukakan. Seperti yang diungkapkan Aben (17) asal Bunder, Purwakarta. Jawa Barat Ta gimana lagi, sudah kecanduan sih. Susah ngilanginnya,” tutur Aben tentang kebiasaan merokoknyaBagi Aben, “Enggak ngerokok itu enggak gaul dan enggak cowok banget!” Nah!

Persepsi keliru

Sebagaimana pendapat Aben, banyak perokok mengatakan, rokok membuat pikiran mereka tenang. Namun, seperti penuturan dr Sonny Budiman, dokter umum di Puskesmas Cisarua, Kabupaten Bogor, itu adalah persepsi yang keliru.Orang-orang yang berpikiran seperti itu adalah orang-orang yang sudah terkontaminasi zat adiktif yang ada di dalam rokok. “Zat tersebut dapat mengakibatkan ketergantungan, merusak organ tubuh dari kepala sampai kaki sekaligus mengakibatkan penyumbatan di paru-paru dan jantung,” ujar dr Sonny.Pendapat senada diungkapkan Ibu Titin Kurniasih, guru biologi MAN Purwakarta. Menurut beliau, “Banyak zat berbahaya yang terkandung dalam rokok seperti tar, nikotin, dan sebagainya.”Selain itu, asap yang dihasilkan rokok tidak seluruhnya diisap perokok. Orang-orang di sekitarnya pun mendapat dampak buruk asap rokok. “Tujuh puluh persen dari asap tersebut dikeluarkan dan bebas di udara sehingga yang bukan perokok pun bisa menghirup asap berbahaya tersebut,” ujar Ibu Titin.

Sayangnya, meski semua orang sudah mengetahui dampak buruk rokok, rokok tetap laris, dikonsumsi. Tidak hanya orang dewasa, remaja pun menjadi konsumen. Bahkan ada anggapan keliru, seolah-olah merokok itu keren dan tren bagi remaja.Beruntunglah, masih ada remaja seperti kita yang tak pernah sekalipun “mengenal” rokok dalam hidupnya. Contohnya Hendra dan Da-“Buat apa ngerokok? Buang-buang uang saja!” ujar Hendra, siswa kelas III IPA 1. MAN Purwakarta Kebenciannya kepada rokok makin besar karena kematian ayahnya yang disebabkan rokok. “Ayah saya perokok berat,” kata HendraSementara Damar, sahabat karib Hendra, mengatakan, merokok hanya membuat sesak sehingga dia tidak pernah sekalipun mau mencoba merokok. Sebaiknya sih, apa yang dilakukan Hendra dan Damar ini kita jadikan contoh.

Menentang rokok

Sebagaimana Hendra dan Damar yang “menentang” rokok, banyak negara di dunia yang sudah menetapkan hukum tentang penentangan keberadaan rokok. Para pelaku industri rokok mulai melirik pasar Indonesia sebagai pangsa pasar baru. Faktanya, Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki konsumen rokok yang tidak sedikitDengan keuntungan yang sudah tergambar di depan mata, para produsen rokok mulai membuat pabrik-pabrik baru untuk memproduksi rokok sebanyak-banyaknya tanpa memedulikan dampak buruknya. Termasuk bagi remaja seperti kita yang menjadi sasaran pasar merekaNah… sekarang saatnya MuDAers menentukan sikap. Meski jadi sasaran empuk produsen rokok, jangan sampai kita tergiur kenikmatan sesaat yang ditawarkan rokok sehingga membutakan mata, hati, dan pikiran MuDAers semua (TIM JURNALISTIK MANPURWAKARTA; ASTRI NURHAYATI,AYU NAJMI, RIZKA HAFIZHAH. RIZKI AULIA)

 

By. ASTRI NURHAYATI

Print Friendly, PDF & Email
line