Waspadai Industri Rokok Menyasar Anak

Komisi Nasional (Komnas) Pengendalian Tembakau meminta masyarakat Indonesia untuk mewaspadai strategi industri rokok yang menyasar anak di bawah umur dan remaja menjadi konsumen.”Data menunjukkan bahwa seseorang mulai menjadi perokok aktif sejak anak-anak dan remaja, sangat jarang dari kalangan dewasa, oleh karena itu industri rokok cenderung menyasar dua kelompok usia itu, kata anggota Komnas Pengendalian Tembakau Fuad Bar-adja di Jakarta, Sabtu.Data Riset Kesehatan Dasar menunjukkan bahwa 1,7 persen perokok mulai mengonsumsi zat nikotin pada usia 5-9 tahun, 17,5 pers-en pada usia 10-14 tahun, 43,3 persen pada usia 15-19 tahun, 14,6 persen pada usia 20-24, 4,3 persen pada usia 25-29, dan di atas 30 tahun sebanyak 3,9 persen.

Fuad menjelaskan bahwa semakin dewasa umur seseorang, akan semakin tinggi kesadaran orang tersebut akan bahaya merokok, sehingga kecenderungan perokok yang memulai pada usia dewasa sangat sedikit, yaitu 3,9 persen untuk di atas 30 tahun dan 4,3 persen pada kelompok usia 25-29.”Hal ini berbeda dengan anak-anak dan remaja yang cenderung tidak mengerti risiko merokok bagi kesehatan dan masa depan mereka, dan inilah yang disasar oleh industri rokok,” kata Fuad.Fuad berpendapat bahwa industri rokok menyasar anak muda dengan harapan mereka akan menjadi konsumen seumur hidup, karena menurut dia, upaya berhenti merokok justru lebih sulit dibanding berhenti memakai narkotika dan obat terlarang.Pada 2007 jumlah perokok di Indonesia untuk kategori umur 10-14 tahun sudah mencapai 426.214, dan Fuad memperkirakan angka tersebut sudah naik tajam. Saat ini. Indonesia adalah negara konsumen rokok terbesar ketiga di dunia setelah China dan India dengan 85 juta perokok aktif dan 94 juta perokok pasif. Secara global, sembilan juta manusia mati setiap tahun karena rokok, menjadikan produk ini sebagai pembunuh nomor satu, (zia)
By. zia

Print Friendly, PDF & Email
line