Terima Kasih, Anda Sudah Tidak Merokok

Suara pembaharuan, 17 Juli 2013

Sepekan sudah bulan Ramadan berjalan, rasanya segar sekali tanpa asap rokok saat menggunakan angkutan umum di Jakarta. Selama sepekan ini di dalam angkutan umum tidak ada yang merokok karena sedang bulan puasa. Semua pengguna angkutan umum, yang berpuasa maupun tidak, selama bulan Ramadan ini menghormati dengan tidak merokok di dalam angkutan umum. Padahal jika hari biasanya, di angkutan umum selalu ada penggunanya atau sopirnya merokok, sangat mengganggu yang tidak merokok (perokok pasif).Terasa nikmat sekali ketika angkutan umum bebas asap rokok. Melihat kesempatan dan suasana puasa dan tidak merokok, Menteri Kesehatan melalui berbagai media massa menyebarkan himbauan agar masyarakat menggunakan momentum berpuasa di bulan Ramadan ini sebagai cara berhenti merokok. Pertanyaannya sekarang adalah mengapa Menteri Kesehatan melakukan himbauan agar masyarakat berhenti merokok? Memang bukan inform asi baru rokok atau asap rokok sangat membahayakan para perokok dan orang di sekitarnya (perokok pasif).

 Begitu pula di tempat umum lainnya saat bulan Ramadan ini terasa lebih segar karena tidak ada asap rokok atau tidak ada pengunjungnya yang merokok. Pergub No. 75 Tahun 2005 Kawasan Dilarang Merokok, yang mengatur tidak boleh merokok di 7 Kawasan, yaitu Tempat Umum, Tempat Bekerja, Tempat Proses Belajar Mengajar, Tempat Pelayanan Kesehatan, Arena Kegiatan Anak-anak, Tempat Ibadah dan Angkutan Umum berjalan efektif saat bulan Ramadan. Di luar bulan Ramadan, para perokok tetap berusaha sembunyi-sembunyi atau bahkan terang-terangan merokok di kawasan dilarang merokok.Himbauan atau teguran orang di sekitarnya tidak diindahkan para perokok, bahkan melawan saat ditegur agar mematikan rokoknya. Lebih mengerikan lagi, para perokok merokok di dalam rumah dan meracuni (membunuh pelan-pelan) anggota keluarga dan orang dicintainya. Masalah merokok di Indonesia sudah berada pada posisi sangat mengkhawatirkan. Indonesia menempati posisi ke tiga besar dunia setelah Tiongkok dan India sebagai negara dengan konsumsi rokok terbesar. Lebih mengerikan lagi, jumlah perokok remaja berusia 13-18 tahun di Indonesia juara 1 seAsia. Hingga saat ini Indonesia satu-satunya negara di ASEAN yang tidak menandatangani FCTC (Framework Convention on Tobacco Control), Konvensi Kerang-ka Kerja Pengendalian Tembakau yang dikeluarkan World Health Organization (WHO, badan kesehatan PBB).

 Perokok Pasif Lebih Berbahaya

Dari berbagai literature kesehatan yang dipublikasi oleh WHO menyebutkan asap rokok mengandung sekitar 4.000 jenis zat kimia berbahaya yang 69 di antaranya bersifat karsinogenik (zat pencetus Kanker). Semua racun itu menyebar saat seorang perokok menghisap rokok, asap rokok yang dihembuskannya setelah dihisap serta asap yang keluar dari ujung rokok yang terbakar, menyebar ke sekelilingnya. Asap rokok itu akan meracuni tubuhnya dengan berbagai zat berbahaya, seperti benzen, karbon monoksida, kromium, sianida, formaldehida, nikel, polonium dan timah. Lebih parah lagi, asap rokok yang mengandung zat berbahaya tersebut dapat bertahan berjam-jam di udara meracuni banyak orang lain (perokok pasif).

 

Dampak paling berbahaya akibat racun rokok tersebut akan lebih dialami oleh para perokok pasif di sekitar perokok aktif. Menghirup asap rokok orang lain lebih berbahaya dibandingkan menghisap rokok sendiri. Bahaya yang harus ditanggung para perokok pasif bi-sa tiga kali lipat dari yang dialami para perokok aktif. Hal ini disebabkan racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak dihisap karena asap yang dihasilkan itu berasal dari pembakaran tembakau tidak sempuma. Secara khusus mengenai bahaya bagi perokok pasif, Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan bahwa 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam asap rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya.

 Lebih lanjut Setyo Budiantoro mengungkapkan, konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap rokok tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif menghirup kembali asap rokok yang telah ia hembuskan. Secara khusus terdapat beberapa dampak berbahaya atau risiko bagi anak-anak yang terpapar asap rokok yang beracun dari orang sekitarnya. Paparan asap rokok juga membuat anak-anak lebih rentan terkena bronchitis dan infeksi saluran pemapasan. Begitu pula bayi yang sejak dalam kandungan terpapar racun asap rokok beresiko lahir dengan berat badan rendah, mengalami keterlambatan belajar dan mengalami sindroma kematian mendadak.

 Dalam hasil studi tahun 2004, WHO mengngkapkan bahwa paparan terhadap asap rokok orang lain merupakan penyebab dari kanker paru-paru, penyakit jantung, kelahiran bayi dengan berat badan di bawah normal, dan penyakit paru-paru kronis seperti bronkitis, serta masalah kesehatan lainnya. Dalam hasil studi tersebut tidak ada tingkat paparan yang aman terhadap asap rokok orang lain. Anak-anak yang berada dalam ruangan penuh asap rokok selama 1 jam, berarti telah menghisap zat kimia beracun yang setara dengan orang dewasa yang menghabiskan 10 batang rokok. Betapa berbahaya dan mengerikannya dampak yang ditimbulkan asap rokok bagi si perokok aktif, terutama perokok pasif. Melihat fakta berbahaya ini apakah kita tidak tergerak untuk berhenti merokok dan berhenti meracuni orang di sekitar kita atau anak-anak kita?Memang sulit menghentikan kebiasaan merokok, akibat kandungan zat adiktif yang terdapat di dalam rokok dan membuat para perokok sangat tergantung pada asap rokok. Tetapi tidak ada salahnya belajar dari pengalaman berhenti merokok selama berpuasa. Berpuasa mengajak kita mengendalikan hidup dari kebiasaan sebelumnya, termasuk mengajak atau kembali pada pola kehidupan lebih se-hat. Saat berpuasa tidak merokok agar terlepas dari racun dan bahaya merokok yang mematikan kita serta orang di sekitar kita. Terima kasih, Anda sudah tidak merokok. Marilah terus berhenti merokok dan berhenti meracuni orang-orang yang kita cintai dengan asap rokok.

Print Friendly, PDF & Email
line