Residu Kimia Tembakau Tinggi

Residu Kimia Tembakau Tinggi

By. jpnn

 

Eksporter Pilih Tanam Sendiri

JEMBER – Residu kimia karena penggunaan pestisida pada tembakau voor oogst (VO) di tember tergolong cukup tinggi. Akibatnya, eksporter enggan membeli tembakau milik petani. Mereka akhirnya memilih menanam .sendiri.Hal tersebut disampaikan Kepala UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga Tembakau (ember Desak Nyoman Siksiawati. Menurut dia, residu kimia saat ini menjadi persoalan serius bagi eksporter tembakau Indonesia.Eksporter tembakau VO memang cenderung membeli tanaman itu dari petani Hal tersebut berbeda dengan perusahaan eksporter tembakau na oogst (NO) yang bisa menekan residu karena menanam sendiriNamun, kata Siksiawati, selama ini petani tidak mengerti tuntutan pasar soal pembatasan residu.Padahal, karena adanya tuntutan minimnya residu kimia, eksporter tembakau VO mulai memilih menanam sendiri daripada membeli tembakau petani “Pelaku usaha melakukannya untuk mem-blending (tembakau yang akan diekspor). Kalau itu dicampur, residu kimia jauh lebih ren -dah,* jelas Siksiawati

Nah, inilah yang menghambat kemitraan selain adanya kesepakatan yang dilanggar petani Melihat problem tersebut Siksiawati mengatakan bahwa pihaknya mulai memberikan perhatian kepada petani Mulai awal tahun ini, lembaga tembakau melakukan sosialisasi tentang pentingnva meminimalkan residu zat kimia.” Dulu kami hanya menyentuh eksporter. Namun, tidak akan ada manfaatnya kalau petani tidak disentuh dengan edukasi pula,* tegasnya.Tahun depan UPT Pengujian .Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga Tembakau Jember akan mengawasi residu pestisida. “Ka-lau betul residu pestisida tembakau petani tinggi, kami akan bekerja sama dengan dinas perkebunan. Harus dicarikan solusinya. Kami menggandeng dinas perkebunan dan pelaku usaha yang paham terhadap masalah ini untuk pengendalian residu,” papar Siksiawati. Pihaknya juga berencana membuat laboratorium uji residu pestisida khusus tembakau. Selama ini laboratorium seperti itu belum ada di Jatim. “Yang banyak adalah lab yang meneliti residu pestisida. Tetapi, setiap komoditas kan punya metode berbeda. Tembakau malah belum ada,” cetusnya.Laboratorium tersebut berfungsi untuk mengantisipasi tuntutan dan tren dunia. Siksiawao mengatakan, sekarang pasar dalam negeri belum menuntut minimnya residu tembakau. Namun, taktertutup kemungkinan ketatnya pengawasan terhadap residu pestisida tembakau di luar negeri akan menular ke dalam negeri, (ram her har jpnn c8 bh)

Print Friendly, PDF & Email
line