Pendapatan 100 Konglomerat Capai US$ 168 M

JAKARTA – Pendapatan 100 grup konglomerat terbesar di Indonesia pada kuartal 1-2012 mencapai US$ 168,03 miliar, atau meningkat 27,25% dari periode sama tahun lalu sebesar USS 132,05 miliar. Sedangkan pertumbuhan sepuluh gmp konglomerat teratas mencapai 19,03%.Sepuluh grup tersebut mencetak pendapatan USS 77,25 miliar, naik US$ 12.35 miliar dari tahun lalu US$ 64,9 miliar. Namun, pangsa pasar pendapatan mereka menyusut dari 49,15% menjadi 45,97%.Majalah Globe Asia dalam edisi terbarunya memaparkan, Jardine/ Astra International yang dimiliki oleh Henry Keswick masih menjadi grup perusahaan dengan pendapatan terbesar di Indonesia. Pendapatan grup ini naik dari USS 12,8 miliar menjadi US$ 15,8 miliar.Posisi kedua ditempati oleh Salim Grup, dengan pendapatan sebesar USS 13,5 miliar pada kuartal 1-2012, naik USS 2,5 miliar dalam setahun terakhir. Sinar Mas Grup naik satu peringkat ke posisi tiga menggeser Wilmar International. Grup perusahaan yang didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja ini mampu mencetak pendapatan USS 8,6 miliar dari tahun sebelumnya sebesar USS 6 miliar.

Sedangkan pendapatan Wilmar, yang dimiliki oleh Martua Sitorus dan Kuok Khong Hong, naik dari USS 7,4 miliar menjadi USS 8,5 miliar. Djarum Group, milik Robert Budi Hartono dan Michael Hartono, mampu mencetak pertumbuhan pendapatan dari USS 5,8 miliar menjadi USS 6,7 miliar.Posisi keenam ditempati oleh Philip Morris International yang memiliki perusahaan rokok terbesar, PT HM Sampoerna Tbk. Pendapat-an grup ini bertambah dari US$ 4,8 miliar menjadi USS 5,6 miliar.Bakrie Group berada di peringkat ketujuh, dengan pendapatan mencapai USS 4.85 miliar, dari sebelumnya sebesar USS 4,6 miliar. Berikutnya adalah Lippo Group dengan pendapatan sebesar USS 4,8 miliar dari sebelumnya USS 4,6 miliar.Gudang Garam, milik Susilo Wonowidjojo, dan Royal Golden Eagle (Sukanto Tanoto) berada di posisi sembilan dan sepuluh. Pendapatan Gudang Garam naik dari USS 4,4 miliar menjadi USS 4,7 miliar. Sedangkan Royal Golden Eagle mencapai USS 4,2 miliar dari sebelumnya USS 3,5 miliar.

Digerakkan Oleh Konsumsi

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sa-dewa menilai, peningkatan konsumsi masyarakat di dalam negeri tidak hanya memengaruhi laju perekonomian nasional, tapi juga peningkatan pendapatan grup perusahaan. Menurut dia, konsumsi domestik sangat besar pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan. “Masyarakat Indonesia suka belanja dan konsumsinya sangat tinggi, sehingga membuat penjualan beberapa perusahaan terkemuka di Indonesia juga naik. Permintaan masyarakat juga ikut mendorong naiknya pangsa pasar perusahaan,” ujar dia di Jakarta, Minggu (5/8). Dia menilai, seiring berkembang-nya kinerja perusahaan, kontribusi mereka terhadap perekonomian juga semakin bertambah besar. “Saling menguntungkan, perusahaan untung, perekonomian juga tumbuh,” ungkap dia.

Sedangkan penurunan pangsa pasar pendapatan dari sepuluh grup konglomerat paling besar dinilai Purbaya sebagai hal yang wajar mengingat ada beberapa perusahaan yang berorientasi ekspor. “Krisis Eropa juga memengaruhi beberapa perusahaan, sehingga mereka tidak banyak lagi mengekspor, sehingga tidak heran jika ada perusahaan baru yang muncul dengan pangsa pasar yang tinggi,” ujar dia.Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Fauzi Ichsan menuturkan, saat ini adalah era di mana ekspansi perusahaan dibiayai dari kas internal. “Akses untuk memiliki dana tunai kian penting bagi grup perusahaan apapun yang ingintumbuh,” jelas dia.Sama seperti Purbaya, Fauzi menilai, ekspansi perusahaan milik konglomerat besar berkembang dan dibangun dari peningkatan konsumsi domestik. Dengan 240 juta penduduk dan 10% di antaranya adalah kelas menengah membuat pasar domestik memiliki potensi sangat besar. Apalagi rata-rata usia penduduk Indonesia adalah 28 tahun.

Pemain Baru

Globe Asia juga memaparkan adanya kemunculan sembilan grup konglomerat baru yang mampu menembus jajaran 100 besar pada 2012. Mereka adalah Triputra Group (milik Teddy P Rachmat) dengan pendapatan USS 2,9 miliar dan langsung menyodok ke posisi 14.Kemudian Argo Manunggal (The Nin King) dengan pendapatan USS 1,3 miliar dan mampu menempati posisi 34. Trikorasel Group (Sugio-no Wiyono) dengan pendapatan USS 950 juta, berada di peringkat 40.Sritex Group yang dimiliki oleh 1 DM Lukminto pada tahun ini langsung menyodok ke peringkat 43, dengan-pendapatan USS 860 juta. Tl-Phonc Mobile Indonesia milik Hengky Setiawan berada diperingkat 51 dengan pendapatan sebesar USS 760 jutaFirst Resources Group, milik Martias dan Tjiliandra Fangiono, langsung berada di posisi 77 dengan pendapatan sebesar USS 520 juta. Duta Palma Nusantara Group milik Surya Apeng Darmadi berada di peringkat ke-89 dengan pendapatan mencapai USS 420 juta. Terakhir, Ace Hardware/Kawan Lama Sejahtera milik Kuncoro Wi-, bowo dan Summarecon Group milik Soetjipto Nagaria mampu menyodok posisi 97 dan 98. Pendapatan Ace Hardware pada kuartal t-2012 mencapai USS 310 juta, sedangkan Summarecon sebesar USS 290 juta. (cO5)
By. Efendi

Print Friendly, PDF & Email
line