LSM Harus Bijaksana Utamakan Stabilitas Nasional

Dengan fakta adanya banyak korban rokok, yang menunjukkan bahwa Indonesia kini masih dijajah industri rokok sayangnya LSM di Indonesia yang menyerukan anti rokok mendapat dukungan dari dana asing terutama dari Bloomberg Initiative. Bantuan itu dikhususkan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya rokok bagi kesehatan.

Menurut Kartono Mohamad, mantan ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatakan, “Ada banyak kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan yang menggunakan dana asing, dan itu bukan berarti tidak nasionalis,” katanya dalam talk show Nasionalisme Pengendalian Tembakau di Gedung Joang 45, seperti ditulis Minggu (12/08).

Kartono mencontohkan banyak program-program pemerintah termasuk di antaranya Keluarga Berencana (KB) yang juga mendapat bantuan asing, juga bidang Pendidikan dan Pelatihan. Namun selama ini, tidak ada yang mengaitkannya dengan nasionalisme.

Namun di kalangan pro-rokok, kucuran dana asing ini dianggap memiliki misi terselubung untuk menggembosi ekonomi bangsa Indonesia. Kalangan anti rokok dituduh tidak nasionalis karena mengancam salah satu sumber pendapatan negara yakni cukai rokok.

Menurut Surowijoyo, Sekertaris LPPKN (Lembaga Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen Nasional) Provinsi Jatim mengatakan, “Cukai rokok adalah sumber pendapatan Negara bidang pajak namun tergolong Pajak Dosa (Sin Tax), juga sama halnya dengan cukai dari alkohol. Menilai hal tersebut jika dipandang dari sudut kesehatan,” katanya diloby Hotel Indonesia Jakarta. Minggu (12/08) 12.00 WIB.

“Apabila dilihat dari sudut ekonomi, berapa jumlah buruh yang diserap oleh perusahaan tersebut dan yang perlu dicermati adalah kesejahteraan buruhnya apa sudah diperoleh. Kita harus obyektif dalam menilai suatu permasalahan sehingga kita dapat menginterprestasikan kebijakan yang perlu ditempuh,” tambahnya.

“Cara pandang yang sempit dari komunitas kecil anti rokok jika dikumpulkan, akan mengganggu Stabilitas Nasional. Lakukan sesuatu hal haruslah ditimbang asas manfaat dari beberapa sudut sehingga akan menemukan yang terbaik,” pungkasnya pada extremmepoint.com.

Menurut Benhard Manurung SH, MHum, Ketua LSM Telinga Lebar mengatakan, “Beberapa LSM di Indonesia yang menerima dana asing haruslah bersikap yang benar dan bijaksana, janganlah mau diintervensi oleh pihak asing dong. LSM juga harus berani menolak jika segi manfaatnya lebih sedikit bahkan mengganggu dari program pemerintah yang ada,” ujarnya pada extremmepoint.com di Hotel Indonesia, Jakarta. Minggu (12/08) 13.00 WIB.

“Jadi LSM yang menerima dana asing itu sah-sah saja namun janganlah dipergunakan yang kurang bermanfaat besar bagi NKRI tercinta ini, coba kaji tentang narkoba begitu marak peredarannya tetapi belum ada yang mau mengarah kesana. LSM yang benar, bukan hanya omong atau teori doang tetapi melaksanakan untuk ikut berantas semua yang akan

 

EXTREMMEPOINT.COM :Benhard

 

Print Friendly, PDF & Email
line