Awas! Larangan Merokok Diintensifkan di Tanah Suci

Jakarta – Naik haji disebut-sebut sebagai sarana ideal untuk berhenti merokok. Sebab, dua tempat suci yang menjadi tujuan jamaah, Masjidil Haram (Makkah) dan Masjid Nabawi (Madinah) merupakan kawasan dilarang merokok. Penegakan aturan ini terus digenjot pemerintah Saudi.”Semakin lama ke sini semakin intensif penerapannya,” kata Direktur Pembinaan Haji dan Umroh Kementerian Agama (Kemenag) Ahmad Kartono, usai memberikan materi pelatihan bagi calon petugas haji non kloter 2011 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu (3/7/2011).Pengintensifan itu bisa diterjemahkan dengan pengetatan pengawasan dan penegakan sanksi. “Kalau ketahuan didenda (aparat Saudi),” ujarnya.Menurut Kartono, larangan merokok di dua tempat suci itu berada di radius 1 km, namun versi lain menyebut radius 5 km. Aturan ini telah berlaku sejak beberapa tahun lalu.”Rokok seperti kita ketahui, berbahaya bagi kesehatan kita dan mengganggu orang lain. Sehingga Kota Suci harus dibebaskan dari asap rokok,” beber Kartono.

Kepada jamaah perokok, Kartono mengimbau agar tidak banyak membawa rokok ke Tanah Suci. “Kalau bawa rokok berlebihan, nanti dikira dijual di sana,” ujarnya. Alhasil, sanksinya lebih besar.Sekadar diketahui, aturan larangan merokok ini selalu diinformasikan kepada jamaah sebelum berangkat ke Saudi. Banyak jamaah yang harus membuang persediaan rokoknya saat berada di asrama haji karena pembatasan ini.Saudi selama ini dikenal sebagai pengkonsumsi rokok nomor empat di dunia. Untuk meredamnya, pada 2005, negeri kerajaan itu meratifikasi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (ramework Convention on Tobacco Control/FCTC), hal yang belum dilakukan Indonesia — negeri berlabel surga perokok. Peringatan bahaya merokok dengan gambar-gambar mengerikan banyak ditemukan di negeri kaya itu. Saudi bertekat menjadikan dua kota suci menjadi konsumen rokok terendah di dunia.Jamaah haji Indonesia tahun ini sebanyak 211 ribu. Ini merupakan rombongan haji terbesar di dunia, setara dengan separo penduduk Brunei Darussalam. Belum lagi, Indonesia telah meminta tambahan kuota 27 ribu jamaah ke pemerintah Saudi, yang diharapkan dikabulkan sebelum Lebaran. Jamaah haji mulai terbang awal Oktober 2011 nanti.
By. Nurul Hidayati

Print Friendly, PDF & Email
line